Pameran Tunggal Seni Rupa Ika W Burhan "Menyelami Terang"

Pelukis Ika W Burhan dan penulis Emi Suy.

Oleh Emi Suy


Pada Rabu, 12 Juli 2023, 19.00 WIB saya menghadiri undangan pembukaan Pameran Tunggal Seni Rupa Ika W Burhan yang bertajuk “Menyelami Terang” bertempat di Institut Francais Indonesia (IFI) Wijaya Jakarta Selatan. Pameran berlangsung sampai dengan besok, Sabtu, 22 Juli 2023.

Acara pembukaan pameran begitu khidmat dihadiri oleh Direktur IFI Stephane Dovert yang memberikan kata sambutan dan diakhiri dengan membacakan pantun, kemudian sambutan dari M Hilmi Faiq  selaku kurator pameran, sambutan dari beberapa kolega, juga kata sambutan dari Ika yang menyentuh hati begitu mengesankan. Menurut Ika, pameran ini dipersembahkan untuk mendiang ayah dan ibunya.


Setelah acara pembukaan para hadirin diarahkan masuk ke ruang pameran IFI Wijaya untuk menikmati karya seni rupa berupa lukisan dan karya patung keramik yang dipamerkan. Pameran ini resmi dibuka oleh Ibu Maya Makagiansar Rizano .

Satu per satu saya nikmati karya Ika,  begitu indah, colour full--kaya warna seperti warna-warni kehidupan yang dituangkan Ika di atas kanvas. Saya tertegun sejenak, lukisan-lukisannya sangat puitis bahkan mampu menyentuh ruang batin.


Di sana tertuang beberapa filosofi hidup, keriangan-keriangan kecil, kehangatan bersama keluarga, kasih-sayang, cinta, warna-warni dinamika kehidupan, kebisingan kota, dan warna-warni keindahan kota.

Tampaknya Ika menyelami suka-duka kehidupan dengan sudut pandang yang terang--penuh cahaya. Saya percaya bahwa positive thinking dan melihat dari sisi keindahan adalah wujud rasa syukur yang tidak terbatas karena di sana tak ada celah untuk mengeluh, tidak ada waktu untuk marah. Yang ada mengabadikan warna-warni--momentum kehidupan agar lebih bermakna bagi sesama.

Saya kira Ika telah selesai dengan dirinya, sehingga mampu berada di titik puncak berdamai dengan waktu dan penerimaan yang tulus. Saya melihat lukisan-lukisan itu sarat perenungan (kontemplasi) yang dalam. Hasil perenungan itu Ika bagikan pada kita semua. 



Perjalanan mencari makna dalam diri. Perbincangan dengan Sang Pencipta, dengan diri sendiri, dengan alam semesta, dengan benda-benda di sekelilingnya. Saya seperti sedang menyimak puisi-puisi di setiap lukisan yang terpajang di sana. Semuanya puitis.

Ada beberapa lukisan yang ingin sekali saya puisikan. Satu di antaranya lukisan sekeluarga berada di kamar tidur yang menggambarkan situasi bahagia penuh kehangatan--kasih-sayang dan lukisan tersebut dipajang di atas mural pohon dengan ranting-ranting yang bercabang. Tampak menyatu antara lukisan dengan mural. Seakan ada kasur di atas ranting pohon.(Puisi sedang dalam proses).

Menurut Kepala IFI Wijaya, Syarah H Andriani, pameran ini merupakan sebuah pencapaian pameran tunggal pertama Ika W Burhan secara luring dan merupakan pameran tunggal kedua setelah sebelumnya berpameran virtual pada 2021 berjudul “Pretty Small”.

Dalam pameran kali ini Ika kembali membagikan tema kebahagiannya yang colour full. Lukisan-lukisan bergelimang dengan warna di atas media tanpa batas.

Karyanya tidak hanya dapat menjelajah aneka media konvensional: kertas dan kanvas, juga merambah ke media campuran: di atas lempengan dan tempaan logam, sebidang batu, kayu ataupun benda lainnya.

Bagi Ika berkesenian itu tidak boleh dibatasi oleh media. Baginya berkarya adalah untuk membuat bahagia, bersenang-senang, bukan untuk membuat stres.

Untuk bermain warna dan media dengan bebas. Seni itu sebuah penghiburan dan seni seharusnya merelaksasi hati dan pikiran, sebagai penyembuh kedukaan.

Karya Ika selalu dipenuhi suka cita warna, adegan peristiwa atau sebuah cerita atau sindiran situasi dengan halus.




Menerjemahkan kembali situasi sekitar menjadi sebuah adegan versi dirinya dan imaji yang disempurnakannya dalam dunianya.

Baginya karya seni adalah sebuah adegan dan doa yang diharapkannya dalam versi citra di atas media. Ika senang membuat karya dengan warna “gembira”, yang mana dirinya kadang mengajak penikmatnya untuk berkhayal menjadi persona yang “tersesat” di dalam karyanya.

Ika hanya ingin kita menikmati kebebasan warna dan adegan di dalamnya, paling tidak, dapat tersenyum menikmati karyanya.

 

Ika menganggap seni sebagai pembalik energi positif. Dia mencoba menerima semua hal yang terjadi dalam hidupnya, sebuah kehilangan, kesengsaraan, menjadi ‘hal yang memang harus terjadi’.

Ika telah berdamai dalam hidupnya dalam segala situasi, melihat semua dari sisi "terang yang menyenangkan". Dia mencoba menyelami terang dalam kekayaan warna karya-karyanya.

Pada pameran tunggal ini Ika juga memamerkan tidak hanya lukisan, tetapi juga karya patung keramik yang telah ditekuninya sejak 2005. Pameran Tunggal Seni Rupa Karya Ika W Burhan ini dikurasi oleh M Hilmi Faiq.

Saya berjumpa beberapa teman yang hadir di antaranya  para perupa, Erna Winarsih Wiyono, Teddy Arte, dan Ireng Halimun  beserta keluarganya; peseni multi-talenta Ritmanto Saleh  dan grupnya Bianglala Voices Choir; dan para perupa Bogor. 



Di akhir acara setelah selesai keliling menikmati satu per satu karya seni rupa yang dipamerkan, saya sempat dihampiri panitia untuk diminta testimoni, yang barangkali bagaimana tanggapan kesan-kesan--sudut pandang dari saya yang bukan dari kalangan pelukis.

Selamat dan sukses, saya turut bangga dan bahagia atas pencapaian Ika, semoga pameran keliling dunia ya. Oh ya, Ika ini sudah belasan kali pameran di luar negeri,  yang akan datang--sedang dalam persiapan pameran di Turki. Proud of you Ika Dear.




Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال