Pesona Nagari/Desa Terindah di Dunia. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Oleh YURNALDI
Wartawan Utama, Pendiri Forum
Wartawan Pariwisata Sumatera Barat. Pemimpin Redaksi AjarDetik.com
Sebagai orang yang suka
raun-raun menikmati pesona keindahan alam nusantara, saya tak gampang tergoda
dengan berbagai promosi, kecuali keindahan itu benar-benar saya saksikan dan
saya rekam sendiri. Nilai keindahan tidak pada promosi itu sendiri, melainkan
fakta yang langsung ditemui di lapangan. Jika perlu menemukan sendiri keindahan
dan pesona yang tidak dan belum diketahui orang lain.
Mungkin nama Nagari Tuo
Pariangan, di Kabupaten Tanahdatar, Provinsi Sumatera Barat, tak asing lagi
bagi Anda. Berbagai cerita mungkin sudah sering kita baca. Hal itu membuat kita
maklum adanya. Bagi yang bepergian ke Ustano Basa Pagaruyuang –ini tujuan utama
wisatawan kalau ke Tanahdatar, mungkin selintas melihat gapura “Selamat Datang
di Nagari Tuo Pariangan” di pinggir jalan Padangpanjang-Batusangkar.
Penunjuk Arah ke Desa Terindah di dunia. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Keindahan alam dengan areal persawahan yang luas. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Saya tak terhitung kalinya
membawa tamu-tamu saya berwisata ke Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar, dengan
tujuan memperlihatkan keunikan dan kemegahan Ustano Basa Pagaruyuang dan Istana
Silinduang Bulan. Keunikan pada arsitektur bagonjong dengan motif ukiran yang
maknanya sangat filosofis; tersirat, tersurat, dan ada makna yang tersuruk pada
setiap motif. Di situ, kalau kita paham, terekam kearifan lokal masyarakat
Minangkabau yang luar biasa. Arsitekturnya saja terunik di dunia!
Surau Tuo dengan arsitektur yang indah, unik, dan menarik. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Nagari Tuo Pariangan, asal-muasal etnik Minangkabau. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Rumah Gadang tertua di Nagari Tua Pariangan, berusia ratusan tahun. (Foto Yurnaldi/AjarDetik..com)
Pernah suatu ketika saya tulis
tentang itu di harian Kompas, yang
kemudian menuai berbagai respon yang positif. Pembaca terkagum-kagum akan
tingginya budaya Minangkabau, sebagai salah satu budaya Indonesia. Tapi, di
sini saya tak akan membahas soal itu.
Jika selama ini Nagari Tuo
Pariangan terlihat sambil lewat saja, maka pagi Minggu yang cerah itu saya
agendakan khusus untuk merekam keindahan sembari berharap menemukan sesuatu
yang lain, yang mungkin luput dari perhatian pengunjung/wisatawan selama ini.
Di lokasi ini bisa digelar peragaan busana di alam terbuka dan bisa
menarik wisatawan untuk datang. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Kalau setahun belakangan banyak
orang tahu bahwa Nagari Tuo Pariangan adalah salah satu kawasan terindah di
dunia (dan satu-satunya di Indonesia), versi sebuah media online pariwisata yang berbasis di Amerika, maka lewat sebuah foto
yang diunggah di media itu, terlihat belum begitu meyakinkan. Maksud saya,
kalau lebih banyak foto-foto yang ditampilkan, yang diperlihatkan kepada warga
dunia, maka sebutan negeri terindah di
dunia itu akan menimbulkan decak kagum.
Kuburan Terpanjang di dunia, kuburan Tantejo Gurhano. (Foto Yurnaldi/AjaeDetik.com)
Soal sawah bertingkat-tingkat di
Bali, di mana wisatawan bayar untuk melihatnya, misalnya, belum seberapa
dibandingkan dengan pesona keindahan sawah dengan topografi yang beragam di
Nagari Tuo Pariangan. Bisa dinikmati dengan gratis. Artinya, pesona persawahan
di Bali ‘lewat’. Bahkan, persawahan di daerah tempat orang pertama yang
mendisain atap bagonjong, yakni Datuk Tantejo Gurhano dimakamkan dalam sebuah
kuburan panjang, terpanjang di dunia (25,5 m x 7 m), sudah lama ditetapkan
sebagai Cagar Budaya. Cagar Budaya Sawah Gadang Satampang Baniah, namanya. Ayo,
mana ada di daerah lain areal persawahan ditetapkan sebagai Cagar Budaya?
Musim tanam di Nagari Tuo Pariangan. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Sejauh mata memandang, areal persawahan yang subur. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Saya tak puas-puasnya merekam
pesona persawahan di Nagari Tuo Paringan. Sampai-sampai terlontar gagasan,
sekiranya ada pihak yang berani menggelar peragaan busana dengan bahan songket
Minang di alam terbuka yang dikelilingi areal persawahan yang menakjubkan, maka
wisatawan/ fotografer Indonesia dan Mancanegara akan bergeduru berkunjung ke Pariangan, Sumatera Barat.
Pengunjung tak hanya sekadar
melihat keunikan dan pesona songket Minang, lebih dari itu menikmati panorama
alam Nagari Tuo Pariangan yang tiada duanya dan kalau perlu ada pertunjukan
seni tradisi, silat atau tarian minang tradisional, serta atraksi wisata
lainnya. Kalau Dinas Pariwisata setempat cerdas mengelola dan membuat event pariwisata, maka akan banyak
wisatawan yang berkunjung ke Tanahdatar khususnya dan Sumatera Barat umumnya.
Oke. Setelah puas merekam, saya
sempatkan menikmati minuman khas kawa daun hangat, dalam sayak tempurung.
Kebetulan, ada seorang masyarakat yang melihat peluang bisnis dan mengorbankan
sepetak sawahnya untuk kedai minuman dan makanan. Angin sepoi-sepoi dan cuaca
cerah bersuhu sekira 16 derajat Celsius, membuat saya betah menikmati panorama
alam yang sangat memesona itu.
Yang khas adalah minuman Kawa Daun yang disajikan di tempurung kelapa. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Usai rehat, melihat persawahan
yang subur, saya jalan meyusuri pematang dan semak-semak di sekitar persawahan.
Tiba-tiba saya terpesona melihat serangga kecil yang berwarna kuning keemasan
dan berbintik-bintik hitam. Bagian cangkangnya seperti dilindungi oleh kubah
transparan yang berkilau keemasan. Uniknya, ketika diterpa cahaya mentari
langsung, pada tubuhnya terlihat warna hologram. Waww…sangat cantik. Ini kali
pertama saya melihatnya. Tentu saja, serangga itu menjadi subyek dan model foto
saya.
Kumbang terindah di dunia ini tengah mengerami telurnya. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Kepik Emas, serangga langka dan tercantik di dunia. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Bahkan, saya juga berhasil memotret
serangga itu dalam posisi pengerami tiga telurnya. Alhamdulillah, bisa bertemu
serangga cantik. Saya pikir ini pasti serangga langka dan unik. Sebuah
karuniaNya, memang.
Berhasil menemukan dan merekam
serangga jenis kumbang itu, saya melanjutkan perjalanan ke air terjun, yang
hanya bisa ditempuh jalan kaki sekira 30 menit. Karena jarang dikunjungi orang,
rasa ingin tahu saya tambah besar. Seperti apa sensasi air terjunnya? Dan,
potensi Nagari Tuo Pariangan tidak hanya sebatas itu. Dari promosi yang ada selama
ini, ada 25 potensi wisata yang bisa ditemui di Pariangan. Jadi, bisa puas Anda
berwisata ke daerah yang dipimpin Bupati Irdinansyah Tarmizi ini.
Air Terjun, keindahan lain di Nagari Tuo Pariangan. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Ada 25 obyek wisata di Nagari Pariangan, sesuatu yang luar biasa. (Foto Yurnaldi/AjarDetik.com)
Oya, dalam perjalanan pulang ke Padang, saya
menyempatkan cari info tentang kumbang cantik yang saya temukan tadi. Onde mande, ternyata menurut informasi
dari laman National Geographic Indonesia (nationalgeographic.co.id), itu salah
satu serangga terunik di dunia. Catat, serangga terunik dan tercantik di dunia.
Serangga yang bernama kumbang
kepik (emas) itu dilaporkan sudah kategori langka. Jadi, tak hanya terunik, dan
langka, tetapi juga dijuluki kumbang tercantik (paling fashionable) di dunia. Waw…Alhamdulillah. Allah SWT memberikan
rahmat dan karuniaNya pada saya, yang memungkinkan saya bisa mendapati serangga
langka, terunik dan tercantik di dunia itu. Saya bersyukur, karena bisa merekam
kumbang emas yang lagi bertelur. Artinya, populasi kumbang emas di Nagari Tuo Pariangan
relatif bagus perkembangannya. Ini juga pertanda baik, bahwa pertanian sawah di
Negari Terindah di Dunia ini, sangat ramah lingkungan.
Dengan temuan serangga yang
lazim disebut kumbang kepik emas ini, membuat keindahan alam Nagari Tuo
Pariangan semakin tak ada bandingnya. Ternyata, di balik keindahan alam yang
asri itu terdapat spesies atau populasi serangga langka di dunia, kumbang kepik
emas.
Bagaimana keindahan alam dan
kecantikan kumbang yang masuk serangga langka di dunia tersebut, nikmati foto-foto eksklusif saya. Dengan
keberadaan kumbang emas ini, maka nilai keindahan Nagari Tuo Pariangan akan
jauh lebih bermakna. Bisa jadi ke depan, wisatawan nusantara dan mancanegara ke
Pariangan akan berburu foto kumbang emas ini.