Pematung Nasional Yusman Peroleh Tiga Keberuntungan di Tahun 2023

Rektor ISI Padangpanjang Dr Febri Yulika, S.Ag., M.Hum. menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Pematung Yusman sebagai Maestro Bidang Seni Patung, di kampus ISI Padangpanjang.

 

PADANG, AjarDetik.com -- Berkarya seni rupa dalam bentuk seni patung hampir empat dekade bagi pematung Nasional urang awak Yusman secara terus menerus bukanlah waktu yang singkat bagi dirinya sebagai seniman, baik dalam melahirkan karya-karya idealis maupun karya monumental untuk publik hingga mengantarnya tahun 2023 ini sebagai tahun keberuntungan kariernya sebagai  seniman.

Keberuntungan tersebut pertama, berupa Anugerah Kebudayaan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) tahun 2023 dalam kategori seniman pembaharu dan kreator Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  Kedua Yusman terpilih satu di antara 1001 tokoh orang Minang  dari pusat kebudayaan Minangkabau sebagaimana tercatat dalam buku ensiklopedia 1001 tokoh orang Minang. Ketiga sebagai maestro seni patung Indonesia di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Kamis (21/12/2023) lalu.

Hal itu dikemukakan Yusman saat bertemu Ajardetik.com di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), sekembalinya dari Sumbar menuju Yogyakarta, Senin (25/12/2023) siang.

Alhamdulillah semua bentuk penghargaan tersebut merupakan rahmat dari Allah SWT dan kado istimewa bagi saya selaku pribadi, maupun bagi tanah kelahirannya Pasaman Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta tempat selama ini saya bermukim dan berkarya sejak 38 tahun silam di Tegal Senggotan RT 02/RW 11 No. 53 Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Yogyakarta.

 

Yusman, Maestro Pematung Indonesia yang urang awak,(Foto Muharyadi)

Menurut Yusman, lelaki kelahiran Sukamenanti, Pasaman, Sumatera Barat 12 November 1964 itu, ketiga penghargaan tersebut tentulah menjadi tantangan bagi saya secara pribadi kedepannya selaku seniman patung yang selama ini tetap eksis berkarya baik dalam bentuk karya idealis maupun karya-karya monumental yang tersebar dibanyak daerah dan provinsi di tanah air.

Konsep "di ma bumi dipijak di situ langik dijunjuang" (di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung-bahasa Indonesia), menjadi latar belakang saya meninggalkan kampung halaman pergi merantau ke Yogyakarta sejak tahun 1985 silam untuk mendalami seni patung. Persisnya sejak saya memasuki pendidikan tinggi seni ISI Yogyakarta, jurusan seni patung, ujar Yusman.

Disebutkan, merantau selama hampir 4 dekade bagi saya sebenarnya lebih dari sekadar migrasi penduduk daerah asal Sumatera Barat ke daerah tujuan Daerah Istimewa Yogyakarta  untuk terus beradaptasi terhadap lingkungan di mana saya berada, ujar Yusman memberi ilustrasi.

Ketiga penghargaan tahun 2023 ini yakni dalam kategori seniman pembaharu dan kreator Daerah Istimewa Yogyakarta yang diserahkan langsung Gubernur Sultan Hamengku Buwono X awal Desember lalu, kedua sebagai maestro seni patung Indonesia diserahkan Rektor ISI Padangpanjang, Dr. Febri Yulika, S.Ag, M.Hum dan 1001 tokoh orang Minang, ujar Yusman yang karya-karya prototype monumental juga terdapat di sejumlah negara Eropa dan Amerika..

Dari informasi yang saya peroleh bahwa karya-karya yang dihasilkan selama ini tentu karya yang tak lekang karena zaman, terutama karya-karya berbasis kearifan lokal yang didalamnya terdapat karya senirupa,  seperti patung, lukisan, grafis komunikasi visual, arsitektur dan lainnya yang mengandung makna, nilai filosofis yang menimbulkan inspirasi baru berdampak strategis terhadap pelestarian  kebudayaan mencakup perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan sebagai  program apresiasi dalam kerangka  penguatan karakter bangsa sebagaimana dipersyaratkan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, ujar Yusman mengakhiri. (muharyadi)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال