Solusi dari Banyak Masalah Menulis di Perguruan Tinggi

 


Oleh YURNALDI

 Wartawan Utama, Mentor Menulis/Jurnalistik

Sebelum Presiden Prabowo melantik para menteri yang akan membantunya untuk lima tahun ke depan, heboh pemberitaan di media massa soal disertasi seorang doktor yang menyelesaikan studinya 2 tahun di Universitas Indonesia. Doktor tersebut adalah Bahlil Lahadalia, yang oleh Presiden Prabowo dilantik  sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Usai heboh dugaan Bahlil gunakan joki dalam pembuatan disertasinya, kini muncul dugaan plagiat. Dugaan plagiat itu muncul setelah netizen iseng mengecek plagiasi disertasi Bahlil dengan menggunakan Turnitin. Turnitin adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi plagiarisme dalam karya tulis.

Sebelumnya di dunia perguruan tinggi juga heboh soal gelar guru besar, yang juga ditengarai pakai joki. Bahkan, di sebuah perguruan tinggi di Sumatera Barat, ada yang membentuk Tim Percepatan Guru Besar, sebagaimana hasil investigasi harian Kompas tahun 2023 lalu.

Yang pasti, penggunaan jasa joki untuk menulis karya ilmiah merupakan bentuk pelanggaran akademis yang sering ditemui di kalangan mahasiswa maupun akademisi di Indonesia.

Hasil penelitian tahun 2023 sebagaimana dilaporkan theconversation, menunjukkan bahwa beban tugas kuliah yang banyak menjadi penyebab mahasiswa mencari joki tugas untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.

Hal ini sejalan dengan studi satu dekade sebelumnya yang menjelaskan bahwa kesulitan mahasiswa menyelesaikan tugas karya ilmiah dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk menawarkan jasa joki, misalnya joki untuk pengolahan data. Berbagai iklan di media massa dan media sosial menawarkan jasa “membimbing” mahasiswa membuat sirpsi, karya ilmiah untuk jurnal scopus, bahkan juga untuk pembuatan tesis dan disertasi.

Fakta yang saat ini membuat dunia pendidikan tinggi menjadi gunjingan tersebut, disebabkan sistem pembelajaran di kampus yang tidak mempersiapkan mahasiswa untuk membangun keterampilan menulis secara bertahap sejak semester satu. Tak heran, mahasiswa tidak memiliki bekal memadai untuk menyusun karya ilmiah yang baik dan berkualitas. Padahal, dengan memiliki keterampilan dan budaya menulis yang kuat, baik mahasiswa maupun akademisi tidak akan merasa memerlukan bantuan joki.

Minggu pertama Oktober 2024 lalu saya diundang sebagai mentor Workshop Menulis Artikel di Media Massa oleh Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus di Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat. Ada sekira 40 mahasiswa S.2 dan S.3 yang ikut pelatihan. Pengalaman 40 tahun lalu jadi mentor menulis dan telah mernulis ribuan artikel, bahkan seringkali menang dalam lomba menulis artikel tingkat nasional dan juga sering dipercaya jadi juri, tentu saya punya trik bagaimana para mahasiswa dan dosen piawai dalam menulis dan karyanya bisa dimuat di media massa terkemuka.

Sejumlah buku referensi jurnalistik karya Yurnaldi dan buku yang diberi pengantar oleh Yurnaldi. (Foto NAL/AjarDetik.com)

Dalam tiga jam pelatihan, yang meliputi pembekalan, diskusi, dan praktik, serta evaluasi, puluhan peserta seperti mendapat amunisi dalam menulis. Sepekan kemudian saya membaca tulisan (artikel) para peserta yang laik muat di media.

Studi mahasiswa pasti banyak berhubungan dengan menulis, seperti membuat paper, makalah, hasil penelitian, menulis esai dan menulis karya ilmiah popular. Karena itu, keterampilan menulis amat penting untuk dibekalkan ke mahasiswa karena berbagai alasan. Pertama, keterampilan menulis digunakan secara profesional dalam karier baik secara akademis maupun profesional.

Kedua, keterampilan menulis menunjukkan kemampuan memahami persoalan dan mengomunikasikan ide maupun [emikiran kritis secara jelas dan terstruktur..

Ketiga, tulisan yang terdiseminasi dan terbaca mampu menciptakan pemikiran baru, meningkatkan kesadaran, atau menggerakkan komunitas secara persuasis. Pemerintah maupun organisasi nonpemerintah dapat mempelajari kebijakan dan praktik baik dari tempat lain melalui publikasi dan laporan tertulis.

Keempat, kebijakan berbasis buktiu diciptakan melalui penelitian sebagai usaha pemecahan masalah yang digali secara bottom up. Kemampuan menghasilkan penelitian ini sangat ditunjang oleh keterampilan menulis.

Jikalau mahasiswa sudah memiliki keterampilan menulis secara komprehensif, maka ia akan dapat memahami materi perkuliahan secara menyeluruh.

Menurut penelitian tahun 2007, keterampilan dasar menulis yang kuat sejak dini akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademisnya selama masa studi. Riset yang sama juga menunjukkan bahwa pemahaman terhadap materi tulisan akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menulis, sehingga tidak tergoda untuk menggunakan jasa joki.

Buka Foto

Yurnaldi tengah berbagi tentang kiat menulis di media massa kepada mahasiswa pascasarjana UIN Mahmud Yunus Batungkar, Takbupaten Tanahdatar, Provinsi Sumatera Barat. (Foto Humas UIN)

Karena itu, mengembangkan keterampilan menulis di perguruan tinggi sangat perlu dan penting untuk menekan penggunaan jasa joki. Pihak perguruan tinggi sebaiknya mewajibkan mahasiswa semester pertama mengambil keterampilan menulis dasar dan klinik penulisan. Jika tak ada dosen yang berpengalaman, bisa pakai jasa praktisi. Di Sumatera Barat sangat banyak penulis yang bisa berbagi pengalaman menulis untuk dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi.

Keterampilan menulis di pergurua tinggi bisa dikonkretkan dengan mengintegrasikan keterampilan menulis ke dalam kurikulum dan mata kuliah secara mandiri dalam bentuk mata kuliah menulis dasar—bukan sebagai bagian dari mata kuliah metodologi penelitian.

Alih-alih memberikannya saat mempersiapkan skripsi atau tesis, mata kuliah kepenulisan dasar ini dapat ditawarkan sebagai mata kuliah wajib pada tahun pertama perkuliahan di perguruan tinggi sehingga mahasiswa terlatih sejak awal. Dengan begitu, mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan menulisnya sejak awal secara bertahap.

Selain itu, pembentukan klinik penulisan di universitas juga dapat membantu mengembangkan keterampilan menulis mahasiswa. Penelitian tahun 2018 yang dilaporkan theconversation menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti konsultasi di klinik penulisan mengalami peningkatan keterampilan menulis. Ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai dalam tugas penulisan esai serta kemampuan menuangkan ide dan membuat struktur penulisan yang baik.

Keterangan tidak tersedia.

Peserta foto bersama dengan mentor Yurnaldi (Foto Humas UIN)

Kemudian, pihak kampus perlu rutin dan konsisten mengadakan pelatihan menulis. Saat ini, mulai tumbuh kesadaran akan pentingnya meningkatkan kompetensi menulis bagi mahasiswa di lingkungan kampus. Saya sejak 40 tahun terakhir sampai sekarang masih sering diundang pihak kampus dalam pelatihan menulis bagi mahasiswa.

Untuk dosen jarang ada pelatihan menulis artikel, sehingga sampai sekarang tidak banyak dosen yang mampu menulis artikel untuk media cetak. Jadi, karena itu banyak dosen yang tak dikenal publik kepakarannya. Sangat jarang dosen di Sumatera Barat memberikan kontribusi pemikiran secara terbuka di media massa, walau bergelar profesor doktor sekalipun.

Menurut hemat saya, program-program pelatihan menulis masih bersifat insidental dan periodik. Keterampilan menulis membutuhkan pengembangan yang bertahap. Pelatihan yang bersifat insidental tidak menyediakan jalur yang memungkinkan peserta untuk secara bertahap memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menulis. Akibatnya, pengembangan keterampilan mahasiswa dalam menulis tidak dapat berkembang optimal.

Agar tidak terjadi hal yang memalukan kampus, perlu dipikirkan mata kuliah menulis seperti yang sudah saya singgung di atas. Kemudian secara berkala menggelar pelatihan menulis dengan mentor yang sudah berpengalaman dan teruji. Pelatihan menulis yang insidental pada umumnya hanya fokus menyampaikan konsep dan teori yang padat dalam waktu singkat, hal ini tentu saja membuat mahasiswa kesulitan untuk mengaplikasikan materi penulisan secara mendalam. Padahal untuk meningkatkan keterampilan menulis, mahasiswa perlu berlatih praktik menulis secara konsisten dan berkelanjutan.

Menyoal frekuensi pelatihan, program pengembangan keterampilan menulis mahasiswa sebaiknya juga dirancang untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa belajar secara langsung dari pakar penulisan dan jurnalis profesional. Pasalnya, kolaborasi melalui workshop menulis bersama narasumber praktisi dapat membantu mahasiswa mengasah keterampilan menulis mereka secara signifikan, sehingga mampu menghasilkan tulisan yang lebih terstruktur dan bernilai tinggi.

Belakangan pemanfaatan aplikasi/teknologi dalam proses pembelajaran menulis, juga bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Dengan menggunakan berbagai aplikasi dan alat digital, seperti grammar checker, plagiarism checker, dan platform online untuk peer review, mahasiswa dapat memperoleh bantuan langsung dalam menyusun tulisan yang lebih baik dan sesuai dengan standar akademis.

Ada aplikasi grammar checker, misalnya, membantu mahasiswa mendeteksi kesalahan tata bahasa dan memberikan saran perbaikan secara real-time, sementara plagiarism checker memastikan orisinalitas tulisan dan mencegah pelanggaran etika akademis. Platform peer review online memungkinkan mahasiswa untuk saling memberikan umpan balik, sehingga terjadi proses pembelajaran kolaboratif yang dapat memperkaya wawasan dan meningkatkan kualitas tulisan.

Integrasi teknologi ini membuat proses pembelajaran menulis menjadi lebih interaktif, efisien, dan mendukung pengembangan keterampilan menulis mahasiswa secara holistik. Sehingga, pada akhirnya, dapat membantu menghindarkan mahasiswa dari praktik perjokian.

Keterangan tidak tersedia.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال