PADANG, AjarDetik.com – Indonesia akan menghadapi tahun emas. Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, harus terus mengawal bangsa ini agar Indonesia tidak terpeleset menjadi tahun-tahun cemas. Bagaimana menggapai kondisi Indonesia emas itu, hal ini harus menjadi perhatian FPK Kota Padang. Jangan sampai terjadi perpecahan karena perbedaan. Berbeda itu bukan untuk perpecahan. Bersatu kita dalam perbedaan dengan ikatan Pacasila dan UUD 1945 adalah tujuan yang harus kita wujudkan.
Demikian ditegaskan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Padang, Suardi Z Datuk Garang, ketika membuka Rapat Kerja FPK Kota Padang, di Restoran Soto Garuda, Padang, Rabu (18/9/2024). “Keberadaan FPK Kota Padang adalah bagaimana warga Kota Padang lebih membaur lagi, agar terhindar dari konflik. Tugas FPK bagaimana menanamkan nilai-nilai Pancasila. Tugas kita mencari dan menampung aspirasi, kemudian menggelar forum dialog. Berbagai etnis yang ada di Kota Padang harus kompak, bersatu padu untuk membangun Kota Padang lebih baik, membangun bangsa ini bebas konflik,” kata Suardi.
Suardi juga mengaku heran, kenapa bisa warga Kota Padang yang sudah menyatu padu dalam berbagai kegiatan membangun Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat ini, oleh sebuah lembaga di Jakarta, Setara Institute,sepanjang tahun 2022, dicap Kota Padang sebagai salah satu dari 10 kota intoleran di Indonesia.
Betapa pun, karena trauma 1965, dampak politik suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) Orde Baru, pukulan ekonomi akibat pandemi, dan jurang ekonomi dan sosial yang melebar serta politik identitas yang masih menjadi kecenderungan global, dalam 10 tahun ke depan tampaknya intoleransi masih akan menjadi tantangan serius bagi bangsa Indonesia. Keberadaan FPK Kota Padang harus bisa membangun harmonisasi antaretnis guna mewujudkan pembangunan Kota Padang yang lebih baik dan menyejahterakan warganya.
“Intoleransi telah menjadi salah satu topik yang paling sering dibicarakan di Indonesia. Hal ini terlihat dari meningkatnya konflik yang disebabkan tidak adanya sikap toleran dalam masyarakat. Untuk Kota Padang, kita harus bisa membuktikan bahwa Kota Padang adalah Kota yang toleran. Tidak ada konflik antaretnis. Tidak ada fanatisme agama,” jelas Ketua FPK Kota Padang itu.
Menurut Suardi, nilai-nilai toleransi harus lebih ditumbuhkembangkan. Sikap memahami orang lain, membuat komunikasi dengan baik. Nilai keadilan, sikap menerima dan tidak mengganggu orang lain.
Untuk perkokoh persatuan dan kesatuan bangsa di Kota Padang perlu ada kemah pembauran, kemah kebangsaan. Nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, dan nilai tanggung jawab harus dimiliki oleh belasan etnis yang mendiami Kota Padang.
Hasil Raker
Rapat Kerja yang diikuti seluruh pengurus FPK Kota Padang, berhasil menyepakati program kerja Bidang Pendidikan dan Pelatihan, yakni memberikan pelatihan wawasan kebangsan bagi generasi muda antaretnis di Kota Padang dan pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan di setiap kecamatan di Kota Padang.
Untuk Bidang Seni dan Budaya, FPK Kota Padang akan membuat pagelaran seni dan budaya etnis, lomba seni budaya antar etnis, ikut serta pawai HUT Kota Padang, dan HUT RI.
Bidang PP2P memprogram sosialisasi nilai-nilai budaya karakter Sumbang Duobaleh dan sosialisasi pola asuh anak bagi orangtua.
Sedangkan untuk kegiatan bidang kepemudaan, disepakati program bimbingan teknis nilai-nilai wawasan kebangsaan, memberikan pelatihan kerja bagi generasi muda etnis. Berpartisipasi dalam pembangunan/rehabilitasi pelaku maksiat.
Suardi berharap Pemerintah Kota Padang menaikkan anggaran untuk program kerja FPK Kota Padang tahun 2025 bisa lebih ditingkatkan, agar program kerja bisa lebih maksimal.
Sementara itu, Sekretaris FPK Kota Padang Elfian PI mengatakan, Kesbangpol tengah memproses anggaran perubahan bagi FPK Kota Padang. Ditekankan oleh Elfian, bahwa tugas kita ke depan tidak berorientasi politik. Keberadaan FPK bukan untuk berpolitik praktis, tapi melihat berilaku-perilaku berpolitik yang membuat gaduh, yang bisa memecah belah persatuan bangsa.(YURNALDI)