Sastrawan Indonesia Rusli Marzuki Saria Terima Penghargaan dari Wali Kota Padang

Wali Kota Padang Hendri Septa menyerahkan Piagam Penghargaan kepada  Penyair Indoenasi Angkatan 66 Rusli Marzuki Saria,26 Februari 2024 lalu genap berusia 88 Tahun. Rusli Marzuki Saria adalah penyair yang membuat Tagline "Padang Kota Tercinta". (Foto Ikhsan).

PADANG, AjarDetik.com -- Pemko Padang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar diskusi budaya dengan beberapa seniman, dan wartawan (dari Hamas/Himpunan Media Sumbar), bertempat di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang Jl A Yani Padang, Minggu (5/5/2024).

Sekaligus dalam acara yang dihadiri Wali Kota Padang Hendri Septa Dt Alam Batuah, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Yopi Krislova itu, diserahkan penghargaan dari Pemko Padang ke penyair “Papa” Rusli Marzuki Saria, atas dedikasinya di dalam berkesenian, dan mengharumkan nama Kota Padang.

Dari kalangan seniman/wartawan turut hadir; “Papa” Rusli Marzuki Saria, Dr Hermawan, Syarifudin Arifin, Fauzul el Nurca, Yurnaldi, Yusrizal KW, Isa Kurniawan, Saribulih, Sandy Sitia, Ikhsan Santana, dan lainnya.

Pada kesempatan itu, sebelum diskusi dilaksanakan, Wali Kota Hendri Septa membacakan puisi karya Rusli Marzuki Saria dengan judul; “Padang Kotaku“. Termasuk puisi yang bahasa inggrisnya.

Sontak penampilan Wali Kota Hendri Septa dengan gaya ekspresi yang menjiwai puisi “Padang Kotaku” mendapat standing applause dari yang hadir.

Di samping Wali Kota Hendri Septa, turut membaca puisi “Papa” Rusli Marzuki Saria dengan “Padang Kotaku“, Syarifuddin Arifin dengan “Beri Aku”, serta Fauzul el Nurca dengan “Beri Aku Tambo Jangan Sejarah“. Puisi-puisi yang dibawakan tersebut merupakan karya dari Rusli Marzuki Saria.

 

Diskusi budaya Wali Kota Padang dengan sastrawan Indonesia yang tinggal di Padang; Syarifuddin Arifin, Yurnaldi, Hermawan, Yusrizal KW, Fauzul el Nurca dan wartawan Isa Kurniawan, Saribulih, dan Ikhsan.  (Foto: Ikhsan)

Saat diskusi, disampaikan oleh Wali Kota Hendri Septa bahwa Pemko Padang mempunyai komitmen yang tinggi di dalam pelestarian adat dan budaya dengan berbagai program, di antaranya adanya muatan lokal keminangkabauan di sekolah-sekolah.

Kemudian, lanjutnya, untuk mengembangkan kreativitas anak muda Padang, pihaknya melakukan revitalisasi gedung Bagindo Aziz Chan. Sekarang diberi nama Youth Center Bagindo Aziz Chan.

“Kita mengembalikan fungsi gedung Bagindo Aziz Chan yang dulunya merupakan tempat pertemuan-pertemuan warga Padang. Bedanya sekarang, dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk membuka ruang seluas-luasnya bagi anak muda Padang untuk berkreativitas dan berkesenian,” ujarnya.

“Youth Center itu menjadi pusat kreativitas anak muda Padang. Di sana ada fasilitas lengkap yang disiapkan, seperti sanggar tari, musik, fotografi, fashion, teater (opera/drama), dan lainnya. Dan setiap malam minggunya digelar pertunjukan musik dan kesenian lainnya di halaman gedung Youth Center”, tambah wali kota.

Syarifuddin Arifin, penyair senior kaliber ASEAN, menyampaikan bahwa beruntung ada Youth Center. “Semenjak Taman Budaya Sumbar diruntuhkan, tidak ada lagi tempat bagi para seniman untuk menampilkan karya-karyanya, dan untung ada Youth Center yang bisa memfasilitasi kreativitas para seniman. Dan saya pernah ikut baca puisi di Youth Center,” ujar Syarifuddin, yang merupakan salah seorang Presidium FPS (Forum Perjuangan Seniman) Sumbar ini.

Kemudian, Yurnaldi, wartawan senior yang juga penulis kawakan, meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melibatkan para seniman dan wartawan menjadi narasumber di dalam memberikan pelatihan-pelatihan kepada para guru dan siswa, khususnya di dalam berkesenian dan berkebudayaan.

“Begitu juga dengan para PNS, atau ASN, di lingkungan Pemko Padang, harus dibekali juga dengan pengetahuan menulis yang benar. Sehingganya bisa menulis buku, dan kemudian program-program yang dilakukan oleh Pemko Padang bisa tersosialisasikan secara pas,” ujar mantan wartawan Kompas, yang telah banyak menulis buku tentang tulis menulis ini. 

Sebelum diskusi dimulai, Yurnaldi juga menyerahkan buku serial jurnalistik wartawan hebat berjudul Wartawan & Penulis Diperhitungkan Menang dalam Kompetisi kepada Wali Kota Hendri Septa.



Yusrizal KW, seniman dan juga wartawan yang merupakan pegiat literasi bagi anak-anak, menyampaikan bahwa pentingnya pendidikan karakter melalui budaya.

“Masa depan itu ada pada kaum muda. Saat ini perkembangan budaya digital telah menafikan kebudayaan lokal. Makanya perlu diberikan pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai kebudayaan kepada kaum muda tadi, agar mereka tidak tercerabut dari akarnya,” ulas KW.

Di akhir diskusi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yopi Krislova mengucapkan terima kasih atas masukan-masukan yang diberikan oleh seniman/wartawan, khususnya mengenai pengembangan berkesenian dan berkebudayaan di dunia pendidikan Kota Padang.

“Khusus penghargaan bagi Papa Rusli Marzuki Saria, mudah-mudahan akan kita berikan pula pada HUT Kota Padang ke 355, di 7 Agustus 2024 mendatang,” pungkas Kadis Yopi. (ISA KURNIAWAN/NAL)

 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال